Pengukuran tepat pukul 16.18 WIB menggunakan metode rasdul qiblat,
yakni pengukuran dengan menggunakan bayang-bayang matahari, dimana pada
waktu itu matahari tepat berada di atas kakbah.
Mereka dibagi menjadi 99 kelompok, artinya ada 99 titik tempat
pengecekan arah kiblat itu. Pakar Ilmu Falak IAIN, Ahmad Izzudin
mengatakan, pengukuran arah kiblat dengan metode rasdul qiblat itu
memakai alat bantu tongkat dan kertas yang ditaruh di atas lantai.
Pengukuran ini mengandalkan bayang-bayang matahari. "Tongkat itu
didirikan tegak lurus agar bisa memperlihatkan bayang-bayang," katanya.
Pembuktian
Pengukuran arah kiblat dengan metode ini mempunyai persentase
kesalahan kecil. Kegiatan ini agar mahasiswa bisa membuktikan arah
kiblat MAJT.
"Sebenarnya arah kiblat masjid MAJT sudah benar, karena sudah diukur
dengan berbagai metode, termasuk menggunakan GPS dan teodolit oleh para
pakar. Hanya saja pengkuran ini sebagai pembuktian ulang," kata ketua
umum Asosiasi Doser Ilmu Falak Indonesia ini.
Sementara Endang Ratnasari mengatakan, dia penasaran dengan kebenaran
arah kiblat masjid MAJT, karena masjid itu menjadi ikon wisata religi
Jateng. "Karena penasaran sehingga saya ikut kegiatan ini," ujarnya.
Setelah diukur secara seksama ternyata arah kiblat masjid MAJT tepat
berada di arah yang berada di Kota Makkah Arab Saudi tersebut.
"Sebagai mahasiswa ilmu falak saya kira harus benar-benar mengetahui
pembuktiannya, tidak hanya ikut-ikutan," tandasnya. (H70,adj-16)
No comments:
Post a Comment